Tari Kataga adalah sebuah tarian tradisional yang terancam punah. Kita pun pasti terasa asing mendengar nama tarian tersebut. Tarian ini adalah tarian perang yang khas dari Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kostum yang dipakai para penari juga menyerupai kostum perang, yaitu pedang dan perisai.
Sejarah
Pertunjukan Tari Kataga. Gambar: Komodo Lestari |
Secara kebahasaan,
tarian Kataga berasal dari kata taga
yang mendapat awalan ka- yang artinya
“mari kita potong atau pancung”. Ada juga yang mengatakan bahwa kataga berasal dari kata katagahu yang artinya kegiatan memotong
kepala korban peperangan. Pendapat lain juga mengatakan bahwa kataga mempunyai arti memperhitungkan
kekuatan lawan dan di mana letak kelemahan lawan.
Pada zaman
dahulu, di Sumba pernah terjadi perang antar suku yang disebut perang tanding. Dalam
menentukan kemenangan, para petarung harus membawa pulang kepala musuh yang
kalah sebagai sebuah simbol kemenangan. Nantinya kepala tersebut akan digantung
di Adung pelataran atau Talora.
Kepala pihak
musuh tersebut baru bisa dibawa pulang ketika pihak ketiga melakukan perjanjian
damai pada kedua pihak. Setelah perjanjian damai tercipta, biasanya para
prajurit yang ikut dalam perang tanding akan memeragakan cara mereka berperang,
mulai dari menyerang, menangkis, menghindar, hingga memotong kepala lawan.
Seiring perkembangan
zaman, tradisi perang tanding pun mulai dihilangkan. Mereka hanya menjadikan
gerakan perang tersebut sebagai sebuah gerak tari yang saat ini dinamakan Tari
Kataga.
Pertunjukan Tari Kataga. Gambar: YouTube |
Pertunjukan Seni
Tari Kataga
Pertunjukan Tari
Kataga biasanya dimainkan oleh 8 orang atau lebih penari pria. Mereka mengenakan
pakaian adat khas Sumba dan dilengkapi dengan senjata seperti pedang dan
perisai. 8 orang tersebut akan dibagi menjadi dua kelompok yang menggambarkan
kedua pihak yang sedang berperang.
Kostum yang
dikenakan para penari Kataga merupakan pakaian adat masyarakat Sumba. Mereka mengenakan
kaos dan celana pendek pada bagian dalam, sedangkan pada bagian luar biasanya
menggunakan kain putih khas daerah Sumba. Di bagian kepala, para penari
mengenakan semacam ikat kepala yang berbeda warna untuk setiap kubu.
Selaras dengan
gerakan-gerakan perang yang diperagakan, musik beralun cepat diikuti
suara-suara khas para penari yang berteriak. Hal ini membuat pertunjukan
semakin meriah dan menarik untuk ditonton. Biasanya alat musik yang digunakan
berupa gong yang dimainkan dengan irama cepat. Musik cepat, teriakan penari,
suara benturan pedang dan perisai, dan lonceng yang dikenakan di badan penari
membuat perpaduan suara yang sangat khas.
Tari Kataga. Gambar: Deskgram |
Tari Kataga Saat
Ini
Meski Tari Kataga
sangat terkenal di NTT dan sangat menarik untuk dipertunjukan, saat ini namanya
tenggelam di bawah bayang-bayang tarian populer lain di Indonesia. Memang saat
ini di daerah Sumba Barat Tari Kataga masih terus dijaga kelestariannya, namun
pemerintah pun perlu mempromosikan budaya tradisional ini ke seluruh Indonesia,
bahkan ke luar negeri. Dengan begitu, Indonesia bukan hanya negara yang punya Tari
Kecak saja seperti yang dikenal oleh para wisatawan asing.
Komentar
Posting Komentar